Sistem Politik Asia Timur Pra-Kolonial

Pengantar Sejarah Asia
 (Sistem Politik Asia Timur Pra-Kolonial)


Disusun Oleh :
Wahyu Zamzami
Rudi Antono


Dosen  :
Apdelmi S.Pd M.Pd

Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Jambi
2017






Sistem Politik Asia Timur Pra-kolonial
China,
China yang sebelum nya dikenal dengan tiongkok,merupakan kawasan atau negara yang terluas di Asia.sebelum masuk lebih jauh ke materi tentang China ada sebuah pertanyaan yang harus anda jawab terlebih dahulu berkenaaan dengan materi ini, pertanyaan tersebut adalah apakah perbedaan kaisar atau raja di Eropa dengan raja atau kaisar yang ada di China..? menjawab pertanyaan ini, anda harus kembali dulu membalik memori anda tentang sejarah eropa sehingga nantinya dengan mudah pertanyaan tersebut akan anda jawab.
Pada prinsip nya raja atau kaisar baik di Eropa maupun di China adalah sama yaitu memimpin umat manusia yang berada di negara tersebut. Hanya saja perbedaan pandangan menjadi salah satu sebab menjadi pembeda di antara keduanya. Raja di Eropa lebih di indentikan dengan dewa, sehingga apa yang dikatakaan oleh raja atau kaisar, itu dianggap sebagai pirman dewa yang harus dijalankan oleh seluruh rakyat dan tidak boleh membantah. Keadaan semacam ini memugkinkan raja-raja di Eropa bias bertindak absolut dan diktator terhadap rakyat. Ini tergambar dari ucapannya Louis XIV yang mengatakan L’etat e’est moi artinya adalah “Negara adalah saya”. Setiap orang tidak dapat mengganggu gugat kekuasaan seorang kaisar atau raja. Sebodoh apapun rajanya, orang eropa tetap harus patuh dan tunduk kepada rajanya.
Ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi dengan raja-raja di China, raja tidaklah diidentikan dengan tuhan atau dewa. Namun orang China punya suatu persepsi bahwa raja atu kaisar adalah wakil Tuhan di permukaan bumi kaisar tadi memerintah setelah tuhan memberikan mandat nya kepadanya. Bila tuhan tidak meninginkan kaisat duduk di singgasananya, maka tuhan kembali mencabut mandatnya dari tangan kaisar.
Lain halnya dengan jepang, Disana tampaknya seorang kaisar hamper sama mirip dengan yang di Eropa. Perbedaannya adalah bahwa di Jepang raja tidak sibuk mengurus pemerintahan dan tugas raja adalah memimpin upacara keagamaan[1].


Diantara dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina yaitu :
1.      Dinasti chou (1122-255 SM)
Sebelum lahirnya dinasti Chou, di China telah ada dinasti-dinasti seperti Hsia dan Shang. Bahkan menurut legenda China dinasti Hsia merupakan dinasti tertua. Namun dari bukti-bukti yang di temukan oleh ahli antropologi dan arkeologi berupa benda-benda peninggalan masa lalu disimpulkan bahwa dinasti yang pertama adalah dinasti Shang. Dinasti Shang dilanjutkan oleh dinasti Chou,dinasti pada masa-masa awal diperintah oleh raja-raja yang kuat lagi bijak.
Tembok China mulai dibangun pada masa dinasti Chou ini. Kegunaan utama dari tembok ini adalah untuk melindungi China dari serangan bangsa mongol di Utara. Suku ini terkenal dengan keganasannya, suku ini asih primitive dengan tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap (nomaden).
2.      Dinasti Ch’in (246-210 SM)
Dinasti Chou hancur dan tercabik-cabik karena dilanda peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil. Akhirnya kerajaaan kecil yang bernama Ch’in berhasil menatukan kerajaan yang terpecah itu menjadi sebuah kerajaaan yang besar. Pemimpin dari kerajaan itu adalah Shih Huang Ti (kaisar pertama).
3.      Dinasti Han (202-220 M)
Shi Huang Ti hanya memerintah selama 15 tahun Karena kekuasaannya ditumbangkan oleh pemberontakan petani dari lembah sungai Han.
Pada masa pemerintahan raja Han Wu Ti dilakukan system ujian penerimaan pegawai kerajaan, yang diterima merka adalah mereka yang lulus jaran ujian Confusius. Sejak waktu itu kekeuasaan golongan Gentry (laterette Confusius) berkembang pesat. Dinasti Han memerintah sekitar 200 tahun. Dinasti ini mengangkat nama China karena keberhasilannya dalam membangun negeri. Setelah runtuhnya dinasti Han, China berada dalam kegelapan sekitar 400 tahun lebih lamanya. Merka saling berperang antara kerajaaan kecil denagan kerajaan keccil lainnya. Untuk selanjutnya berkuasalah dinasti Tang yang memerintah China lebih dari 300 tahun lamanya. Pada masa ini keadaan China sama seperti pada masa dinasti Han.[2]
4.      Dinasti Sung (960-1280)
Selama dinasti Sung, kesenian berkembang dengan pesatnnya, demikian juga perdagangan.
Satu hal yang lebih spesifik adalah semasa dinasti Sung ini bangsa Mongol secara bertahap dapat diletakan di bawah kekuasaannya.[3]
5.      Dinasti Mongol (Dinasti Yuan) (1280-1363)
Dinasti Mongol adalah dinasti yang berasal dari arah utara China. Dinasti ini sebenarnya berasal dari kelompok-kelompok manusia barbar yang berwatak keras di Mongol yang berhasil disatukan oleh salah satu kelompok yang terkuat. Kelompok yang terkuat ini kemudian membentuk tentara yang sangat kuat pula diatur seprofesional mungkin. Salah seorang ysng cukup gigih dalam pembentukan tentera ini adalah Temuchin atau dikenal juga dengan Jengis Khan. Jengis Khan berusaha untuk menaklukan daerah-daerah yang ada di sebelah selatannyan yaitu Cina.
Jengis Khan dan keturunannya terkenal dengan semangatnya yang tinggi dengan watakny yang keras. Dia tidak segan-segan untuk memenggal kepala prajuritnya yang berani menentang perintah. Disiplin tentara dibina sedemikian rupa sehingga apapun yang diminta oleh Jengis Khan selalu dilakukan tentaranya walaupun harus membunuh diri sendiri. Dengan bekal tentara yang terlatih inilah Jengs Khan dan keturunannya melanglang buana untuk menaklukan negeri-negeri lain termasuk irak. Bahkan kerajaan Mongol ini pernah pula mendatangkan utusannya ke Indonesia yaitu ke Kerajaan Singasari untuk meminta pengakuan sebagai kerajaan dipertuan agung. Artinya Mongol meminta agar Kertanegar (raja Singasari) mengakui kebesaran kerajaan Mongol akan tetapi keputusan ini ditolak bahkan dihina sedemikian rupa sehingga membuat gusar Kubilai Khan yang mejadi raja di Mongol.
Pada tahun 1292 mereka mengirim pasukan untuk menghantam Kartanegara. Namun sayang Kartanegara telah lama tewas karena kerajaannya diserang oleh Jayakatwang, dankedatangan pasukan Mongol ini telah dimanfaatkan oleh Raden Wijaya (menantu Kartanegara) untuk menghantam Jayakatwang. Setelah Jayakatwang ini hancur bersama pasukannya, Raden Wijaya menghantam bekas pasukan Mongol yang telah lama bertempur ini sehingga pasukan itu kocar-kacir. Inilah salah satu penyebab lahirnya kerajaan Majapahit, dengan perkataan lain seandainya pasukan Mongol tidak datang dalam rencana menghantam kartanegara, barang kali Majapahit belum tentu berdiri. Klaupun berdiri. Kalaupun berdiri tentunya tidak secepat dibayangkan. Bagaimana Anda menganalisis peristiwa kedatangan pasukan Kubilai Khan ke Jawa Dengan berdirinya kerajaan Majapahit ini. Lepas dari bangsa Mongol, Cina jatuh ke tangan bangsa Manchu yang berasal dari Cina bagian utara.    
6.      Dinasti Manchu ( 1644-1912)
Dalam pemerintahan Kaisar Wan Li terjadi suatu hal yang akhirnya memberikan suatu arah baru buat perjalanan sejarah Tiongkok. Bangsa Manchu, suatu suku kecil dari Tungus yang Menjadi keturunan bangsa Yurche yang sebagiannya dulu pernah memerintah Tiongkok Utara dengan nama Kerajaan Chin (1115-1234), bisa memperbaiki kedudukannya. Setelah meraka dikalahkan bangsa Mongol, meraka mengundurkan diri ke utara sampai melewati sungai Amur. Mereka berdiam di perbatasan daerah Tiongkok di Manchuria, terutama di tempat yang sekarang menjadi propinsi Kirin. Pada masa pemerintah Kaisar Wan Li bangsa itu berada di bawah pemerintah seorang kuat, Nurhachu atau Nurhachi (1559-1626), yang menaklukan beberapa suku lain. Nurhachu setelah begitu sangat kuat lantas mencoba untuk melakukan penyerangan-penyerangan terhadap wilayah Tiongkok. Setelah ia meninggal selesai penyerangan ke Mukden pada tahun 1618, usahanya dilanjutkan oleh anaknya untuk menyerang Tiongkok dari arah Mongolia dan akhirnya berhasil mendekati kota Peking.Karena tidak tebendungnya berbagai serangan yang dilakukan oleh bangsa Manchu ini terhadap kerajaan Tiongkok yang waktu itu sedang berada di bawah kekuasaan bangsa Mongol. Akhirnya keturunan terakhir dari kaisar-kaisar Mongol menyerahkan Cap Besar dinasti Yuan kepada mereka. Sejak itu raja Manchu lantas memakai gelaran  kaisar dan menamakan kerajaanya Taman Kanak-kanak Ch’ing. [4]

JEPANG

Kekaisaran Menurut sejarah, Jepang telah disatukan oleh kerajaan Yamato yang pemimpinnya dipercaya memiliki kekuatan magis sebagai keturunan dari dewi matahari. Berdasarkan hal itulah kemudian Jepang mengawali masa pemrintahannya sebagai Negara monarki yang berturut-turut di pimpin oleh seorang kaisar dari tahun 250 sampai 1185.  Namun pada kenyataannya peran dan fungsi kaisar sebagai penguasa pada zaman monarki ini mengalami pasang surut dan berbagai kendala, baik dari pihak bangsawan maupun para pendeta Buddha yang pada waktu itu sedang gencar-gencarnya mempelajari berbagai ilmu dari Cina dan berusaha menerapkannya dalam berbagai bidang.  Dan ketika memasuki zaman feudal peran dari kaisar pun semakin terabaikan, sehingga berbagai cara dan upaya dilakukan dari pihak istana untuk terus berusaha mengembalikan wewenang dan kekuasaan ke tangan kaisar. Pada zaman Edo ini untuk menghindari berbagai upaya pemberontakan yang mungkin dapat dilakukan baik dari pihak istana maupun dari kalangan pendukung kaisar, maka pihak pemerintah mengeluarkan peraturan lain tentang pengaturan istana Kyoto. Peraturan yang dikeluarkan oleh Tokugawa ke-2, Hidetada ini dikenal dengan nama Kinchu Narabaini Kuge Shohatto. Isi dari peraturan ini diantaranya adalah ketidakbolehan kaisar untuk melibatkan diri dalam kehidupan politik dan tugasnya adalah memperdalam ilmu dan kebudayaan Jepang; dan kenaikan pangkat para bangsawan istana harus atas ijin bakufu; para pemimpin daerah dilarang memasuki atau menghadap langsung kaisar di istana Kyoto, agar kaisar tidak berkomplot dengan para pemimpin daerah.
   Jepang adalah suatu negeri yang terletak disebelah timur Cina, Jepang dikenal juga dengan Splendit Isolation artinya Jepang merupakan sebuah Negara yang terletak dari benua Asia (Kepulauan Kontinental).
   Nasionalisme Jepang, pembicaraaan akan dimulai akan dimulai dengan pemerintahan Baskufu. Baskufu adalah pemerintahan yang dikendalikan oleh Shogun. Soghun merupakan semacam pemerintahan yang dikendalikan oleh golongan militer, namun kemudian pengertian ini berkembang menjadi dictator militer. Pemerintahan dibawah kuasa shogun ini mulai dibangun sejak abad ke-12 dibawah shogun pertama Yuritomo. Sebelum tahun 1867 Tennoo (Kaisar) tidak memegang pemerintahan sendiri. Ia tetap tinggal sebagai Dewa didalam istananya di Kyoto. Pemerintahan Negara diserahkan kepada seorang Shogun yang menentukan segala-galanya dan merupakan kekuasaan tertinggi didalam Negeri. Tiap daerah diperintahkan oleh seorang Daimyo(Bangsawan) yang memelihara tentara sendiri-sendiri, Kaum militer ini disebut Samurai, pemerintahan semacam itulah di Jepang disebut Bakufu, pemerintahan Bakufu di Jepang mulai tahun 1186-1867 dengan naik tahta Kaisar Mutsuhito (Meizi Tennoo) 1867-1912.
Jepang dibuka oleh Commodore Perry ( Perjanjian Shimoda, 30 Maret 1854)
Sebab-sebabnya adalah :
1. Pemerintahan Bakufu berpegang pada politik Isolasi karna takut bahwa dengan masuknya pedagang-pedagang asing itu akan ikut masuk juga Imperialisme.
2. Pada tahun 1842 Tiongkok telah dibuka untuk bangsa asing oleh Inggris (Perang Tjandu, Treaty Port) kemudian Tiongkok habis dibagi dalam daerah-daerah pengaruh antara Inggris, Prancis, Rusia. Setelah Tiongkok habis terbagi tinggal Jepang saja yang belum disinggung-singgung.
3. USA membutuhkan tempat istirahat ditengah jalan pelayaran antara pantai barat USA dan Tiongkok. Dan kebetulan Jepang itu tidak hanya merupakan tempat istirahat yang baik saja tetapi juga, yang mengandung kemungkinan-kemungkinan perdagangan Teh dan Sutra yang sangat menguntungkan.
4. Kepulauan Jepang merupakan batu loncatan ke Tiongkok yang baik.

Pada tahun 1853 Commondore Perry masuk dengan empat buah kapal perang di Teluk Yedo (Yokohama). Dan mengancam Jepang supaya membuka pelabuhannya untuk Bangsa asing. Shogun (Iyesada ; 1853-1858) minta diberi waktu untuk merundingkan dengan kaisarnya (Komei Tennoo : 1847-1867). Perry pergi dan kmbali lagi dan kembali lagi pada tahun 1854 dengan tujuh buah kapal perang Shogun tidak dapat lain dari pada menandatangani perjanjian Shimoda yang menetapkan bahwa pelabuhan-pelabuhan Jepang dibuka untuk bangsa asing.
Pada tahun 1858 pelabuhan-pelabuhan Yokohama, Nagasaki, Kobe, Tokyo, Osaka, Niigata, dibuka juga dengan ini terbukalah Jepang lebar-lebar untuk bangsa asing dan berakhirlah politik isolasinya.[5]


   Akibat pembukaan Jepang bagi bangsa asing ini ialah :
1. Meluapnya perasaan anti Shogun.Shogun di anggap lemah dan menjual tanah airnya kepada bangsa Asing.
2. Memperkuat gerakan pro tennoo, Komei tennoo yang menolak untuk menandatangani perjanjian Shimoda dianggap nya orang kuat. Shogun harus mengambalikan kekuatannya kepada tennoo.
3. Pemberontakan Satsuma dan Choshu (1863).keluarga Satsuma dan Choshu adalah keluarga yang paling anti-Shogun.tindakan shogun itu (membuka Jepang) dianggap nya sebagai penghinaan. Karena itu merreka membunuh bangsa-bangsa asing dan menyerang angkatan laut USA di pelabuhan Shimonoseki, Inggris, Prancis, Belanda kemgudian menjelang dan menduduki Shimonoseki. Satsuma dan Chosu menyerah dan insyaflah mereka, bahwa bangsa asing tidak dapat ditolak dengan senjata Jepang yang masih jauh terbelakang terhadap Barat saat itu.
4. Meizi-Restorasi (Pengembalian kekuatan Tennoo kepada Meizi Tennoo). Setelah insyaf bahwa bangsa barat tidak mungkin ditolak dengan kekuatan senjata, maka Jepang memilih jalan yang sangat bijaksana dan menghindarkan diri dari penjajahan banga barat.
   Karena mantap nyakepribadian jepang, maka Jepang berusaha mengejar ketinggalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dari dunia Eropa.[6]

Mongolia
               Pada abad tiga belas, munculah kekuatan baru di Asia Tengah, yakni bangsa Mongolia di bawah pimpina Temudzin. Ia adalah seorang pemimpin yang tegas, berwibawa, dan cakap dalam mengatur strategi militer yang pada 1206 M digelari oleh rakyatnya sebagai Jenghis Khan ( Raja Agung Berkuasa Besar ). Jenghis Khan mengusai dan memerintah seluruh wilayah Asia Tengah. Di bawah pimpinan Jenghis Khan, pasukan berkuda Mongolia yang gagah dan terlatih berhasil menaklukan Rusia Selatan, lalu menyerbu Eropa sampai mendekati wilayah Polandia dan Italia Utara. Pada saat yang bersamaan, kerajaan Cina diserang dan ditaklukan oleh bangsa Manchuria. Sebagian besar wilayah Korea dan Cina Utara pun berhasil ditaklukan.
               Cucu Jenghis Khan yang bernama Hulagu Khan berhasil menghancurkan Dinasti Abasiyah. Hulagu Khan memiliki darah pemimpin dan kharisma dari kakeknya. Seorang cucunya lagi yang juga sangat cerdik bernama Khubilai Khan yang merampungkan penaklukan Cina. Setelah menguasai seluruh daratan Cina, ia memindahkan kekuasaannya ke Khanbalik (Ibu Kota Khan, Sekarang Peking, Ibu Kota Republik Rakyat Cina atau Tiongkok). Di Cina, Kubilai Khan mendirikan Dinasti baru yang bernama Dinasti Yuan (1260-1368 M). Imperialisme Mongolia bukan hanya memindahkan Ibukota Negara kekuasaannya saja, ia juga berusaha keras memaksakan kekuasaannya ke wilayah Jepang dan Negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Namun, serangan-serangan dan semangat ofensif serta agresifitas mereka untuk menguasai seluruh wilayah Jepang dan Juga Indonesia mengalami kegagalan total. Salah satu contoh ambisi imperialisme-Kolonialisme Dinasti Yuan adalah ketika mereka menyerbu Kerajaan Singosari di Kediri.
               Pada permulaan abad lima belas, seluruh Asia kecil yang masih berada dibawah kekuasaan Byzantium berhasil ditaklukan oleh orang-orang Turki yang masih keturunan Osman (Biasa disebut Ottoman). Keturunan Osman inilah yang kemudian mendirikan Imperium baru Islam yang bernama Kesultanan Turki Osmainiah (1219-1922). Pasukan Turki sudah disiapkan untuk melintasi Selat Bosporus yang tujuan utamanya adalah menyerang Ibukota Konstantinopel (Istanbul). Bersamaan dengan itu, di Asia Tengah, telah dibangun kerajaan besar oleh Timur I-Lang (Tamerlan) yang berdarah Mongolia Turki (1336-1405). Bahkan, boleh jadi, Timur I-Lang Masih bergaris keturunan dari Jenghis Khan. Tak lama kemudian, Timur I-Lang berusaha menaklukan dan menguasai seluruh wilayah Rusia Selatan, dan juga Kerajaan Turki Osmaniah. Pada 1402, Induk pasukan Turki dihancurkan di dekat wilayah Ankara. Kemudian, Timur I-Lang bersiap-siap untuk menyerbu wilayah Cina yang masih berada dibawah Kekuasaan Dinasti Ming (1368-1644). Tetapi, ditengah perjalanan, Timur I-Lang meninggal karena penyakit mendadak. Kematian Timur I-Lang menjadi pemicu bagi kebangkitan kembali kekuatan Islam. Kesultanan Turki Osmaniah pun berusaha menyusun kekuatannya kembali yang berserakan, dan ia berhasil membangkitkan kekuasaannya yang hilang, dan ia berhasil membangkitkan kekuasaannya menjadi lebih kuat daripada periode sebelumnya.
               Setelah Imperium Mongolia diruntuhkan oleh kekuatan Islam melalui kesultanan Osmaniah pada 1368, bangsa Mongolia diusir dan dipaksa keluar dari seluruh daratan Cina oleh Dinasti Ming. Namun, kekuatan mereka tidak segera musnah. Bahkan, dalam beberapa kali, mereka berupaya keras untuk menaklukan kembali wilayah Cina yang pernah mereka kuasai. Karena kekuatan militer mereka yang semakin melemah, serangan balas dendam itupun gagal total. Kecuali dibawah pimpinan Jenghis Khan dan anak cucunya (Hulagu Khan dan Khubilai Khan), bangsa Mongolia sesungguhnya bangsa yang sulit dikendalikan dan diatur karena sejak awal mereka selalu terpecah-pecah dalam berbagai suku-bangsa yang saling bermusuhan. Agaknya, salah satu penyebab kekuatan militer mereka yang semakin mundur adalah pengaruh Agama Buddha. Seperti diketahui bahwa Agama Buddha mengingatkan agar pemeluk setianya untuk selalu dalam keadaan “celibate” (tidak boleh beristri). Ajaran ini menetapkan agar mereka tidak menjadi ayah, dan juga tidak menjadi prajurit.
               Kekuatan raksasa terakhir yang dibangkitkan oleh suku-bangsa nomaden dari Asia Tengah adalah suku-bangsa Manchu. Setelah menguasai seluruh wilayah daratan Manchuria dan Mongolia Timur, Bangsa Manchu berhasil menguasai seluruh wilayah Cina. Di Cina, Ia mendirikan dinasti baru yang kemudian diberi nam Dinasti Manchu (1644-1912). Setelah seluruh wilayah Cina berhasil ditaklukan, mereka berusaha keras untuk mengadakan perebutan kekuasaan kerajaan. Merekapun berusaha untuk merampungkan dan menyempurnakan upaya penaklukan itu keseluruh Asia Tengah dan Tibet. Kurang lebih hingga 1912, kekuasaan dan kekuatan Dinasti Manchu berlangsung. Pemerintahan Dinasti ini berakhir setelah Revolusi Cina digulirkan dan berhasil Menumbangkan kekuasaan mereka. Seiring dangan kehancuran Dinasti Manchu, para Pemimpin local wilayah Mongolia berusaha untuk melepaskan diri dari pengaruh teristimewa ke wilayah Mongolia luar. Perjanjian yang disepakati oleh Uni Soviet dan Cina  pada 1924 menjadi pertanda awal bagi hancurnya kekuasaan Mongolia. Perjanjian yang disepakati itu mengakui secara nominal kedaulatan Cina atas Mongolia Luar yang kemudian menjadi daerah otonom. Urga ditetapkan menjadi ibukota Negara. Atas dasar itu, namanya diganti dengan nama Kota Ulan Bator (Kota Penunggang Kuda Merah). Dalam plebisit yang diadakan dan ditetapkan pada 3 Oktober 1945, hamper seluruh rakyat Mongolia Luar menuntut kemerdekaan sempurna. Hasilnya, pada 5 Januari 1946, Cina mengakui kemerdekaan penuh atas rkyat Mongolia, sedangkan Mongolia masih dalam kedaulatan Cina. Hanya sedikit penduduk Mongolia yang bercampur baur dan berakulturasi budaya dengan orang-orang Cina. Demikian pula di Mongolia Luar karena hanya sebagian kecil penduduk Mongolia yang mau mendiami wilayah tersebut.[7]



Korea, Korea Pada Masa Kerajaan
1.      Perkembangan 3 Kerajaan dan Penyatuan Bangsa Korea
               Pada sekitar abad pertama Masehi, muncul 3 kerajaan di sekitar Semenanjung Korea, yaitu Kerajaan Kokuryo, Baekje dan Silla. Kerajaan Kokuryo aktif mengembangkan diri agar dapat menjadi sebuah benteng yang dapat mempertahan kandiri dari agresi yang dilakukan oleh suku-suku dibagian utara dan benua Cina. Sementara itu, kerajaan Baekje dan Silla juga terus menerus mengembangkan kekutanyang dimilikinya, sehingga dengan adanya usaha-usaha tersebut konfrontasi antara 3 kerajaan tersebut mulai muncul.
Dalam perkembangannya, Kerajaan Silla muncul sebagai pemenang konfrontasi itu dan berhasil mempersatukan ketiga kerajaan di wilayah Semenanjung Korea.Keberhasilan Kerajaan Silla ini merupakan langkah unifikasi bangsa Korea untuk pertama kalinya. Sementara itu, di wilayah bekas Kerajaan Kokuryo di Manchuriamuncul kerajaan Balhae yang memiliki keistimewaannya tersendiri.
Di sisi lain, kehidupan sosial ketiga kerajaan tersebut dikembangkan dengan berlandaskan pada kebudayaan yang dimiliki oleh kaum bangsawan. Di samping itu,ketiga kerajaan itu juga menerima masuknya agama Budha, masyarakat Kerajaan Kokuryo, Baekje dan Silla berhasil menciptakan kebudayaan yang unggul, bahkandapat, memeperkenalkan kebudayaan tingkat tinggi kepada Bangsa Jepang.

  2. Kerajaan Silla Baru dan Balhae
Melalui penyatuan Kerajaan Koguryo, Paekche dan Silla oleh Kerajaan Silla, Bangsa Korea mulai membentuk kebudayaan Nasional dibawah satu pemerintahandan satu undang-undang Kerajaan Silla Baru. Sebagiam masyarakat kerajaan Koguryoyang tidak mau bergabung kedalam kerajaan Silla Baru itu mengungsi ke wilayah Manchuria dan mendirikan kerjaan Balhae. Akan tetapi, setelah runtuhnya Kerajaan Balhae yang sempat berkuasa selama 220 tahun, daerah Manchuria semakin tidak diperhatikan oleh bangsa Korea.
Kerajaan Silla baru berhasil menggabungkan kebudayaan 3 kerajaan sambilterus menerapkan kebudayaan Kerajaan Tang, Cina yang lebih unggul dibandingkan kebudayaan Korea. Agama dan kebudayaan Budha terus dikembangkan dandi sebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat, diantaranya adalah pembangunan candi, pembuatan patung Budha, pagoda dan lonceng. Selain itu, kaum wiharawan dan Hwarang1 menciptakan banyak hyangga dan kaum bangsawan mengembangkan kesusastraan Cina.

3. Masa Kerajaan Koryo
Setelah terwujudnya reunifikasi Bangsa Korea, Kerajaan Koryo memperbaiki dan memperbaharui serangkaian peraturan, baik di bidang politik maupun social dengan didasarkan pada ajaran Konghuchu dan kebudayaan kaum bangsawan. Akan tetapi, pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok militer sebagai aksi protes terhadap struktur kekuasaan pemerintah pada akhir abad ke-12 telah menggoncang sistem kehidupan masyarakat Koryo. Bersamaan dengan peristiwa itu, adanya intervensi yang dilakukan oleh Kerajaan Yuan, Cina, wibawa yang dimiliki oleh Kerajaan Koryo semakin merosot dan jatuh. Meskipun demikian, Kerajaan Koryo tetap dapat memepertahankan kemerdekaannya.
Pada masa kerajaan Koryo, kebudayaan bangsa Korea berkembang pesat berdasarkan ajaran Konghuchu dan agama Budha serta aktifnya pertukaran hubungan kebudayaan dengan negara-negara lain. Selain itu, Kerajaan Koryo berhasil mengembangkan balok huruf cetak logam dan keramik berwarna biru yang memperlihatkan kemampuan kreatifitas seni budaya bangsa Korea.

4. Masa Kerajaan Choson I
Ditengah kekacauan dan krisis yang terjadi pada akhir abad ke-14, para sarjana baru dan kaum ksatria berhasil mendirikan kerajaan Choson. Para pemimpin kerajaan baru tersebut melakukan berbagai macam usaha untuk menstabilkan kehidupan masyarakat dan meningkatkan kekuasaan negara dengan berdasarkan pada ideologi dan politik Konghuchu.
   Pada masa awal kerajaan Choson (sekitar abad ke-15), terbentuknya sitem sosial yang berdasarkan pada ilmu Konghuchu dan peran Yangban (kaum bangsawan). Kebijakan-kebijakan yang lebih mengutamakan bidang pertanian dan pengembangan industri, baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi banyak ditetapkan. Dengan ditunjang oleh kebangkitan kesadaran bangsa, kestabilan sosial politik dan peningkatan kekuatan nasional, Kerajaan Choson berhasil mengembangkan kebudayaan bangsa. Pada abad ke-16, ilmu metafisika berkembang pesat di Kerajaan Choson. Namun, perpecahan yang melanda kaum pemimpin bangsa dan melemahkan kekuatan pertahanan kerajaan telah mengundang invansi dari pihak Jepang dan suku Nuzhen. Melalui invansi inilah, kebudayaan Kerajaan Choson mulai dikenal oleh masyarakat Jepang.

 Masa Kerajaan Choson II
Setelah 2 kali menghadapi serbuan pihak asing, yaitu dalam perang Wearan dan Horan, Kerajaan Choson mulai melaksanakan berbagai kebijakan reformasi, khususnya reformasi bidang politik, ekonomi dan militer. Tujuan utama kebijakan reformasi itu adalah untuk menstabilkan kehidupan masyarakat.
   Pada abad ke-18, 2 orang raja, Yongjo dan Jongjo berhasil menstabilkan kehidupan politik dan sosial kerajaan, mengembangkan kebudayaan masyarakat.Akan tetapi, memasuki abad ke-19, kehidupan sosial kerajaan Choson kembali menghadapi kekacauan akibat pemusatan kekuasaan politik oleh anggot keluarga permaisuri. Kekacauan itu mendorong ketidak stabilan kehidupan rakyat yang semakin menambah tingkat kemiskinan dan memicu terjadinya kerusuhan masyarakat serta pemberontakan masyarakat di berbagai daerah.
Sementara itu, meskipun mendapat tekanan, agama Katolik terus berkembang dan berhasil disebarluaskan di seluruh kalangan masyarakat. Donghak juga mulai berkembang sebagai agama yang dianut oleh sebagain besar kaum petani. Peradaban Barat mulai diperkenalkan kepada masyarakat Choson melalaui Cina pada amsa akhir Kerajaan Chososn, dan sebaliknya, peradaban Choson justru diserap dan digunakan masyarakat Jepang untuk lebih mengembangkan kebudayaan mereka.[8]






DAFTAR PUSTAKA
Bustamam.2011.Sejarah Asia Timur.Padang : UNP Press.
Chitra,Fernando.1953.Sedjarah Asia.Jogjakarta.
Sartini dan saring arianto, “Jepang Habis gelap terang terbitlah:”.jurnal SOSIO e-KONS,vol.II NO. 1 Edisi Februari-april 2010.
Prof.Dr.Hj.Rochiati Wiriatmaja,A.Dasuki dan Dr.Dadan wildan.sejarah dan peradaban cina.penerbit humaniora.

















[1] Bustamam.2011.Sejarah Asia Timur.Padang : UNP Press hlm.3-22
[2] Wiriatmaja.R dkk.tanpa tahun.Sejarah dan peradaban Cina.Humaniora.hlm.141-142
[3] Bustaman.2011.Sejarah Asia Timur.Padang.UNP Press hlm.31-33
[4] Bustamam.2011.Sejarah Asia Timur.Padang : UNP Press hlm 42




[5] Chitra,Fernando.1953.Sedjarah Asia.jogjakarta,hlm.7-8
[6] Sartini dan saring arianto, “Jepang : Habis gelap terbitlah terang”.jurnal SOSIO e-KONS,vol.II NO. 1 Edisi Februari-april 2010.hlm.58-67
[7] Prof.Dr.Hj.Rochiati Wiriatmaja,aA.Dasuki dan Dr.Dadan wildan.sejarah dan peradaban cina.penerbit humaniora.hlm.19-21
[8] Chitra,Fernando.1953.Sedjarah Asia.jogjakarta,hlm.9-11





Komentar

  1. cha!! Daebak!! Blog nya membantu bang๐Ÿ˜ Gamsahabnida!๐Ÿ‘จ‍๐ŸŽ“

    BalasHapus

Posting Komentar